Minggu, 27 Juni 2010

PERJALANAN KARIER POLITIK RITA WIDYASARI MENGANTARKANNYA MENJADI BUPATI KUKAR


Banyak pengamat politik yang salah dalam memprediksikan Pilkada Kukar, sebagian besar pengamat mengatakan akan ada putaran kedua. Dan saat pencoblosan di mulai..dua jam berikutnya LSI (Lembaga Survei Indonesia) sudah bisa mengetahui hasil akhir dari pertarungan tersebut. Semua mata tersorot kepada sang bupati karena satu satunya perempuan diantara 6 pasang calon tersebut. Dialah Rita Widyasari, seorang perempuan yang merupakan salah satu putri dari mantan Bupati Kutai Kartanegara yang populer meski saat ini sedang sakit dan tersandung masalah hukum.
Pertanyaannya apakah Rita mendompleng nama besar sang ayah, apakah dia tokoh karbitan. Diberita ini kami ingin membeberkan segala sesuatu tentang Rita Widyasari.
Saat didatangi dirumahnya dia selalu bercanda dan tertawa ramah dengan wartawan dan cerita pun dimulai..
“ Saya lahir dirumah Jalan Mawar Tenggarong, saya merasa kutai banget, saya tidak bisa berbahasa banjar dan makasar meski darah saya ada sedikit mengalir suku tersebut. Ibu saya kutai asli bapak saya ada turunan banjar dan makasar tapi bapak terlahir di tenggarong juga. Saya cuma taunya bahasa kutai. Dari kecil saya dibesarkan di tenggarong sampai SMP. Waktu kecil saya memang tomboy dan sering berteman dengan pria. Duduk dibangku SMA pun saya dengan teman pria, karena hal tersebut ibu saya yang menyuruh saya ikut lomba-lomba peragaan busana dari SD agar saya lebih feminism, dengan ikut lomba tersebut jiwa saya biasa dalam berkompetisi. Waktu SD saya tercatat murid yang selalu juara, SMA saya di samarinda, kuliah saya di bandung, S2 saya di UNSOED dengan predikat lulusan cumloude (terbaik).
Begitu selesai kuliah S1 saya kembali ke tenggarong dan langsung berpikir untuk buka usaha. Usaha saya awali dengan membuka kursus bahasa inggris ketopong college dan salon, saya mencintai kedua pekerjaan tersebut, saya yang mendidik anak salon dan merancang sendiri ruangannya. Di salon saya juga ikut kursus-kursus memotong dan merias ke negeri singapura sampai ke sanghai cina. Saya kalo melakukan sesuatu pasti totalitas.
Kursus bahasa inggris pun kami tingkatkan terus sampai D3 dan sekarang menjadi STIE.
Dlm perjalanan bapak mencalonkan diri sebagai bupati kedua kalinya saya pun tidak mau tinggal diam, saya ingin bapak menang, dan saya punya ide saya sendiri untuk mendirikan tim sukses yang mana keanggotannya adalah kaum wanita dan kaum waria dengan nama Baca PS2 (barisan cantik pendukung syaukani-samsuri) menjadi leader bagi kaum wanita dan waria ternyata nggak mudah, Banyak tantangannya, Saya berkeliling ke-18 kecamatan dan desa-desa untuk membawa nama pak syaukani dengan cara demo kecantikan dan memotong rambut para masyarakat dengan tangan saya sendiri. Dari situ saya mulai dikenal masyarakat dan saya mulai terbiasa bicara diatas panggung.
Dan bapak menang pilkada, Saya meminta menjadi ketua KNPI, bapak saya melarang keras, kata bapak aku masih menjabat apa kata orang nanti, saat itu saya sudah menjabat sebagai wakil bendahara atas saran bapak juga dulu saya masuk KNPI. Dan saat itu saya nurut apa kata bapak tapi tidak bagi ibu dan suami saya, mereka memaksa bapak untuk mengijinkan saya masuk bursa ketua, kata ibu saya biarkan aja kalo itu cita-citanya. Bapak pun akhirnya mengalah, Dan bapak bilang aku tidak akan bantu apa-apa untuk menang, dan pada Akhirnya saya menang aklamasi saat itu, saya bilang sama bapak saya akan awasi pembangunan bersama pemuda lainnya, saat menang saya jingkrak-jingkrak, tidak ada terbersit sama sekali tentang kemudian saya akan menjadi apa-apa kedepan, saya hanya senang bisa memimpin di wadah yang resmi di akui pemerintah, beda degan baca ps2 yang dulunya Barisan Cantik Pendukung Syaukani Samsuri yang diubah menjadi Barisan Cantik Pemerhati Sosial dan Seni.
Saat di KNPI saya mulai bergaul dengan kawan-kawan di DPR, saya mulai suka diskusi, dan saya mulai menunjukkan keinginan saya untuk membenahi kukar, di KNPI saya banyak melakukan perubahan, sejak tahun 2005 saya tiap bulan ramadhan keliling kampung untuk buka puasa bersama warga di 18 kecamatan.
Lalu bapak kena kasus, terjadi prahara di Golkar, saya berani sumpah apapun tidak ada niat menjadi ketua harian golkar, saya meminta pak Yahya Salman menjadi ketua harian golkar tapi saat pemilihan perpolitikan berubah mereka tidak menunjuk pak Yahya tapi saya, saya pun terhenyak, saya kebinggungan sekali karena Golkar belum begitu bersatu saat itu, ada kotak-kotak disana, dan saya bisa merasakannya, akhirnya pak Samsuri kena kasus lagi sehingga terjadi musdalub golkar, saya pun harus bersaing dengan ketua DPRD Kukar yg aktif saat itu pak Rahmat Santoso, saya menang telak disana, saya betul-betul terhenyak lagi, saya harus maksimal bekerja untuk golkar, hasilnya meski tertatih tatih dalam sebuah persaingan pilcaleg golkar tetap menang dibanding partai lainnya, saat di golkar saya pun sering melakukan kegiatan sosial untuk masyarakat dan keliling kecamatan untuk melantik dll, padahl saat itu saya sangat berat dalam hal pendanaan karena harus konsent urusan kasus pak syaukani.
Belum selesai itu saya diminta lagi menjadi ketua KONI, saya menolak juga, tapi semua pengcab meminta, akhirnya jadilah saya ketua KONI dengan pilihan aklamasi.
Jujur air mata saya mengalir deras mendapat kepercayaan tersebut karena saya bukan lagi anak syaukani sang bupati tapi saat itu anak Syaukani yang sedang disandung kasus hukum. Tapi semua masih percaya kepada kami, ini anugrah luar biasa.
Siapa bilang saya selalu kuat menghadapi cobaan hinaan dan terror, saya pernah hilang dari rumah hanya untuk pergi ke masjid seharian minta petunjuk dan kekuatan, saya harus bangkit dan menggemban amanah yang sangat berat, yang terberat saat bapak sakit, saya sendiri hampir gila rasanya, saya tidak tega melihat bapak hidup dengan selang, saya memohon agar bisa di obati ke singgapura, untuk urus itu saya pernah tidak mandi hanya karena berurusan dengan para menteri untuk mengajukan permohonan, badan saya kurus karena beban saya terasa berat sekali.
Didalam masjid di Jakarta saya menangis sekuat-kuatnya, saya yakin allah tidak tidur dia dengar doa saya, saya cuma minta bapak saya disembuhkan dan nama baiknya dikembalikan, saat terpilih menjadi suara terbanyak di pilcaleg saya diharuskan menjadi ketua DPR, disini semangat saya berkobar, saya merasa bapak ada didepan saya membela saya, saya melihat bapak dan ibu saya tersenyum.
Kemudian Pilkada dimulai saya mulai diserang dengan berbagai hasutan yang basi menurut saya, semua orang anggap saya anak kemarin sore, bagi yang tidak kenal sepak terjang saya, saya santai saja menghadapi pilkada ini, karena saya merasa sudah begitu dikenal masyarakat, dan saya tidak pernah gentar dengan segala black campaign yang disebarkan oleh lawan, karena saya merasa diposisi yang benar, saya berterima kasih akhirnya semua terjawab.
Allah memang maha mendengar maha adil dan penyayang, keluarga saya tidak dibiarkan berlarut dalam darah dan airmata, saya diangkat derajatnya lebih tinggi, bapak saya dalam setengah sadarnya pun tersenyum.
Sayang ingin bilang saya bukan tokoh karbitan, saya lahir dan besar dalam lingkungan yang suka berdiskusi, saya banyak datang ke masyarakat , membantu masyarakat langsung, saya lebih suka membantu masyarakat dengan mengetuk pintunya dibanding mereka yang datang kerumah, saya senang membantu ke rumah sakit langsung setiap bulannya dibanding proposal yang dating, meskipun kalau ada dirumah tetap saya akomodir saya terlahir memang untuk mengabdi dan saya ingin semua masyarakat menerima saya, terimakasih untuk rakyat Kukar”Tandasnya.[adv]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar